nenscool

Manusia itu makhluk sosial, mungkin kamu terlalu fokus pada irama katanya dan hampir menghiraukan makna yang ada dalam kata itu.

Musik kamu mempengaruhi hatimu atau hati kamu yang dipengaruhi musik. Banyak diantara kita memilki selera tersendiri dari musik yang kita sukai, dan salah satunya adalah lagu beromansa cinta. Saat seseorang mendengar musik, pernahkah kamu bertanya musik apa yang ia mainkan dan kenapa memilih musik itu. Seorang jomblo atau singgle lebih sering atau suka dengan lagu cinta entah itu mengisahkan hal buruknya ata hal indahnya, apa itu benar. Atau, seseorang yang lebih suka dengan lagu cinta adalah orang yang sering galau ataupun sendirian.

Nampaknya itu sulit di jawab, namun beberapa mengatakan seseorang hancur karena putus cinta dan semenjak saat itu ia gemar menyanyi dan mendengarkan lagu putus cinta. Penulis sendiri sulit menjawab hal ini, namun karena ini adalah sebuah kebiasaan dan selera maka penulis mencoba menelusuri.

Penulis belum pernah merasakan pacaran ataupun punya pasangan (setidaknya sampai tulisan ini dibuat). Dan penulis sendiri juga menyukai musik beromansa cinta baik dan buruknya, mungkin ini juga termasuk selera. Hampir bingung membedakan antara selerah dan pengaruh sesuatu.
Pernahkah kamu kehilangan seseorang yang kamu sayang (ditinggal ataupun rip), dan disaat itu (setidaknya beberapa hari setelah itu) kamu lebih suka mendengarkan lagu kesedihan dan kehilangan. Berarti itu sudah jelas adalah suasana hati yang mempengaruhi musikmu. Namun seorang psikolog mengatakan bahwa musik dapat mempengaruhi perasaan atau feel seseorang. Dan apa bisa itu diterapkan dalam hal ini, maksudnya adalah saat kamu sedih kamu mencoba untuk mendengarkan musik aliran rock, ataupun pop bernuansa semangat. Dalam saat-saat itu, apa itu bisa mengembalikan atau setidaknya mereda rasa kesedihanmu? Mungkin ini bisa kamu jawab sendiri.

Apapun yang akan kamu pilih dan kamu rasakan, entah itu perasaan hati yang mempengaruhi muisk ataupun musik yang mempengaruhi hati. Itu adalah hak pribadi seseorang dalam memutuskannya. Namun penulis akan mengatakan bahwa hatilah yang mempengaruhi musik sedangkan musik dipengaruhi oleh mood pribadi seseorang. Meski beberapa diantaranya, musik bahagia akan menenagkanmu di saat berduka.

Aku tidak pernah punya pasangan. Dalam dunia ini ada beberapa orang yang memang memiliki keinginan untuk hidup sendiri, maksudnya tanpa pasangan hidup bukan menyendiri. Tapi diantaranya ada beberapa yang memang berusaha untuk mencari namun tidak pernah menemukan, mungkin ini masalah kamu.

Jika memang demikian jangan pernah risau untuk bergaul dengan teman lain, justru dengan menambah teman kamu bisa mengenal satu sama lain. Orang yang tidak pernah punya pasangan, entah dihasratkan oleh niat pribadi atau karena nasib mereka demikian. Jangan pernah mengatakan itu kesialan hidup, karena yang penulis tahu adalah hanya benda mati yang tidak pernah bersalah dan tidak pernah sial.

Jadi jika kamu masih hidup maka kesialan adalah hal yang umum dan pasti terjadi, mungkin itu termasuk takdir yang tak terduga. Jadi teruslah mencari hingga kamu dapatkan pasangan yang sesuai dengan hati, bukan sesuai dengan keinginan. Karena hati dan keinginan ibarat hal yang wajib dengan yang halal, jangan sampai karena mencari yang halal maka meninggalkan kewajiban. Maksudnya adalah jangan sampai kamu memilih pasangan yang hanya sesuai dengan keinginan kamu saja, tanpa kamu pedulikan nanti kewajiban kamu sebagai pendamping hidupnya, entah kamu jadi imam atau makmumnya.

Masa-masa yang banyak menimbulkan keirian hati mungkin penulis sebutkan adalah saat jenjang pendidikan smp/sma dan sederajat, karena disitu banyak sekali muda-mudi yang mulai “get to action” untuk pacaran. Dan diantaranya memang beberapa ada yang masih sendiri entah memang belum ada, atau memang tidak pernah mencoba mencari. Dan ingatlah jangan pernah mengatakan “tidak ada pasangan” katakan saja belum ada, karena ucapan seseorang bisa menjadi doanya sendiri.

Namun dari semua itu, bagi kamu yang sekarang masih belum punya pasangan. Sebaiknya jangan risau hati, karena yang terpenting bukanlah di hari ini kita menikmati indahnya dengan pasangan kita, tapi di hari esok. Maksud penulis adalah, tidak peduli seberapa banyak seseorang pernah pacaran atau punya pasangan, semua itu akan di tinggalkan. Karena yang terpenting adalah pasangan terakhirnya bukan seberapa banyak atau seringnya.